Rabu, 26 April 2017

Catatan Kecil Aroma Pilwako 2018, Refleksi pilkadal sebelumnya serta Peluang Pekaes



Catatan Kecil
Aroma Pilwako 2018, Refleksi pilkadal sebelumnya serta Peluang Pekaes

Saat ini kita banyak menemui poster-poster yang ditempelkan secara sembarang. Ada yang ditempelkan di pohon-pohon, pagar-pagar masyarakat dan banyak tempat lainnya.  Poster – poster tersebut  adalah poster  orang-orang yang kemungkinan besar berminat untuk mencalonkan dirinya menjadi salah satu bakal calon walikota Bengkulu. Walaupun sebenarnya, di poster – poster yang ditempel tersebut belum langsung mendeklarasikan sebagai bakal calon walikota karena memang tahapannya belum dimulai.
Para bacalon tersebut ada yang memang sudah menjabat sebagai pejabat publik maupun pimpinan partai politik.

Bagi para anggota partai atau orang yang selama ini bersentuhan dengan hiruk pikuk pilkada, merasakan  aroma pilwakot tersebut  sudah terasa masuk dihidung-hidung mereka.
Para kader-kader partai gelisah........siapa yang akan diusung oleh partai.....walaupun selentingan isu-isu sudah sampai ke mereka...para kader menjadi  gelisah dan tidak sabaran, bahkan mungkin ada yang mencoba menjadi timses bacalon partai lain.

Kegelisahan para kader-kader partai bertambah ketika melihat Poster-poster sudah banyak terpasang,  bahkan poster-poster sampai mengorbankan pohon-pohon yang tidak memiliki kesalahan.
Para tim sukses para calon tersebut, seenak udelnya menempelkan poster para calon-calon tersebut dipohon-pohon yang seharusnya kita rawat.

Secara umum, mekanisme penentuan calon yang diusung oleh partai, biasanya ditentukan oleh pengurus pusat, sehingga ini terkadang membuat proses menjadi lama, bahkan terkadang tidak sesuai dengan arus bawah.

Wahai para calon-calon yang ada di poster,.......
Selama ini kemana kalian........, apa yang sudah kalian dedikasikan untuk kota Bengkulu...........?
apa yang sudah kalian  kerjakan untuk kota Bengkulu ini...? 
ah,...sudah lah.......Mungkin dahulu mereka belum dapat hidayah dan belum ada modal untuk mendedikasikan dirinya bagi kota tercinta ini....kita berbaik sangka sajalah....
Apakah ada yang kenal sebelumnya para calon-calon tersebut, yang sekarang sudah Tebar Pesona dengan menempel poster mereka di pohon-pohon, dinding dan tempat-tempat pribadi, apakah dengan sepengetahuan pemilik?
Kira-kira apa yang sudah mereka lakukan selama ini.

1.       Mirza (ketua dpd kota pdip)
2.       Andi Roslinsyah (mantan kadis pu)
3.       Tamtam Ail (anak Sudirman Ail)
4.       Bakal Calon-calon lain...........

Kemudian Pejabat yang sekarang, yang diisukan akan ikut bursa pencalonan, apa yang sudah mereka lakukan untuk masyarakat kota Bengkulu. Tentunya harus dibedakan ketika mereka berperan sebagai pejabat dan sebagai pribadi. Apakah janji-janji politik pada waktu pencalonan sudah teralisasi?
......50.000 lapangan kerja
......Satu kelurahan satu milyar
......1000 jalan mulus
..................................................

1.       Helmi Hasan (walikota)
2.       Patriana Sosialinda(wakil walikota)
3.       Erna Sari Dewi (ketua dprd)
4.       Suhaimi Fales (anggota dprd)
5.       ...............................................
6.       ...............................................
Kita ketahui bersama Pasca pilkadal, sudah 2  walikota Bengkulu yang terpilih:
1.       H. Ahmad Kenedy
2.       H. Helmi Hasan
Tentunya dalam proses pilkadal tersebut, banyak dinamika-dinamika yang terjadi. Para calon saling jegal. Dalam rangka memenangkan pertarungan (black campagne).  Dalam 2 kali pemilihan tersebut, salah satu partai papan atas untuk level kota Bengkulu, PKS mengusung pasangan calon, tetapi  belum berhasil mendudukkan calon mereka.
1.       H. Hamdan Nasution + Zumratul aini untuk periode 2007-20012
2.       H. Ahmad Kanedy + H. Dani Hamdani (incumbent) untuk periode  2012-2017
Pada pilkadal pertama, peserta terdiri dari incumbent  A. Chalik Effendi berpasangan dengan Arifin Daud, incumbent Ahmad Kanedy (wakil walikota) berpasangan dengan Edison Simbolon, Partai Keadilan Sejahtera mengusung pasangan Hamdan Nasution berpasangan dengan Zumratul Aini.
Pada pilkadal pertama,  ada dua sikap yang kontradiktif yang menggelayuti pimpinan dan jamaah PKS, pasca kemenangan PILGUB 2005-2010 (Agusrin-Syamlan*) yang disusul dengan kemenangan pasangan Bupati Bengkulu Utara (Imron Rosadi-Salamun Harist), kemudian disusul dengan terpilihnya wakil DPR RI dari PKS (walaupun dg perjuangan MK*), ada semacam rasa percaya diri yang berlebihan. Siapapun yang dipasangkan dengan orang partai, kemungkinan besar akan menang, bahkan botolpun dipasangkan, akan menang. 
Disisi lain, adalah ketakutan memunculkan bakal calon, khawatir akan diserang oleh incumbent.....sehingga  calon tsb diumumkan di detik-detik terakhir............khawatir layu sebelum berkembang.
Tentunya, ketika ini dilakukan di detik-detik terakhir, tidak banyak waktu sosialisasi yang dapat dilakukan....bahkan muncul isue dan selentingan yang meremehkan pemilihan calon tsb....mengapa ini terjadi  karena memang diumumkan pada saat detik terakhir, ini akan menjadi lain ceritanya jika diumumkan jauh-jauh hari sebelumnya.....
Pks sebagai partai dakwah yang modern, selalu melakukan survei-survei, baik internal maupun masyarakat umum.   Hanya saja, hasil survei sering kali tidak dijadikan bahan untuk tindakan selanjutnya. Bahkan cendrung tidak dipakai.  
Pada pilkadal yang kedua, lagi-lagi partai pekaes mengulangi lagi apa yang sudah dilakukan periode lalu, bahkan berani mengambil sikap yang berlawanan dengan hasil survei. Salah satu poin survei tsb adalah calon pks menduduki posisi pertama, namun jika dipasangkan dengan calon incumbent, maka tingkat keterpilihannya tidak lagi menjadi posisi pertama. Keputusan Partai memilih berpasangan dengan calon incumbent* tentunya disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah tidak ada lagi calon lain yang serius, serta alasan-alasan lainnya.
Point penting dari pilkadal kedua ini, salah satunya adalah lambat dalam menentukan keputusan siapa yang akan diusung (terlepas mekanisme dan faktor-faktor lain).  Bagaimana respon anggota-anggota yang lain? Para anggota partai yang lain, tentu sangat berharap keputusan ini bisa cepat, sehingga mereka dapat memulai mensosialisasikannya...
Pks Sebagai sebuah organisasi, para anggotanya memahami, bahwa semua proses tersebut ada mekanismenya,..............
Bagi pekaes, Sebagai seorang prajurit, harus memahami dan taat  terhadap keputusan struktur................
Sebagai  seorang da’i juga harus memahami bahwa Allah akan menggilirkan amanah-amanah tersebut kepada siapa yang dikehendakinya, tentunya dengan upaya yang optimal, do’a yang khusu’ dan  harus berbaur dan mengerti bahasa masyarakat karena mereka yang akan memilih. Satu suara kader sama dengan satu suara masyarakat biasa sama dengan satu suara profesor.......................
Apakah kader-kader pekaes  sudah meramaikan masjid-masjid kita disetiap sholat wajib kita sebagimana waktu-waktu dulu....
Apakah kader-kader pekaes sudah hadir dan aktif disetiap acara-acara dilingkungannya.............
Apakah masyarakat lingkungan  merasakan bahwa, ketidakhadiran kader-kader pekaes menjadi sesuatu yang kurang karena mereka selama ini merasakan kita bekerja untuk mereka.
Apakah masyarakat lingkungan, merasakan ketidakhadiran kader-kader pekaes sama saja........
Tidak bisa kita pungkiri bahwa, peluang PKS menang dalam Pilwako Kota Bengkulu 2018, memiliki potensi besar untuk menang. Para kader-kader mereka siap bekerja keras untuk memenangkan kandidatnya. Satu suarapun mereka kejar, sebagaimana pengalaman-pengalaman selama ini. Dari beberapa sumber orang dalam, salah satu kandidat yang masuk dalam survei internal adalah
Dr. Dani Hamdani, seorang Ulama, tokoh Pendidikan, tokoh Masyarakat sekaligus birokrat.  Akankah beliau jadi diusung oleh pekaes.
Jika tokoh ini yang diusung, maka tidak begitu banyak polesan-polesan yang diperlukan, yang paling penting adalah sosialisasi serta isu-isu strategis yang diangkat dalam tema-tema kampanye.
Kemudian,.............. 
Akankah koalisi PKS-Gerindra akan berjaya juga di kota Bengkulu.......
Sebagaimana telah dilakukan di daerah lain.
Belajar dari Pilgub DKI, tentu banyak inspirasi-inspirasi yang mungkin bisa diterapkan dikota Bengkulu
Belajar dari Pilgub Jabar, tentu banyak inspirasi-inspirasi yang mungkin bisa diterapkan dikota Bengkulu
Belajar dari Pilgub Sumbar, tentu banyak inspirasi-inspirasi yang mungkin bisa diterapkan dikota Bengkulu


Harapan Itu Masih Ada.

Bengkulu 270417