MENAKAR KEKUATAN KOALISI PARTAI DAN PREDIKSI BAKAL CALON WALIKOTA BENGKULU
Oleh: Indra Utama, SE, MM (Dosen
Universitas Dehasen)
Tahapan pilkada serentak tahun 2018 belum mulai, namun gerakan para
kandidat dan partai politik sudah mulai kelihatan. Baik secara malu-malu maupun
terang-terangan. Perilaku-perilaku,
layaknya seorang calon sudah kelihatan secara masif dan terencana. Baik melalui
kegiatan sosial, sosialisasi melalui media spanduk dan maupun media
sosial. Begitu juga dengan partai
politik sebagai kendaraan yang akan mengusung para kandidat meraih kekuasaan,
selain melalui jalur independen, sudah mulai melakukan penjaringan.
Begitu juga dengan incumbent. Dalam tahun terakhir ini, sangat gencar
sosialisasi melalui program 8 tekat, Bengkulu Bisa, pembangunan RS kota, pembangunan fisik
seperti 1000 jalan mulus, smart city, program jemput sakit pulang sehat.
Sebelumnya program 50.000 lapangan kerja dan samisake. Tentunya ini menjadi modal dalam menarik
suara masyarakat kota.walaupun mungkin masih ada yang bisa didebat, berupa
program 50.000 lapangan kerja, samisake, umroh dan haji gratis.
Dalam beberapa minggu terakhir ini, sudah beberapa partai politik yang
membuka pendaftaran para kandidat calon.
Berkaca dari pilkada-pilkada sebelumnya, sudah menjadi rahasia umum,
bahwa harga sebuah kendaraan dalam rangka menjadi seorang calon yang akan
diusung sebuah parpol atau koalisi parpol, bukanlah murah atau mungkin
gratis. Bahkan bisa jadi terkesan mahal dan aji mumpung. Sehingga siapapun
yang berniat mencalon, akan mengeluarkan
kocek yang banyak dalam rangka mendapatkan tiket maju. Kocek tersebut digunakan untuk membayar atas nama: uang administrasi, uang pendaftaran, uang
snack, uang fulsa, uang tiket untuk melobi kepusat, dan uang-uang lainnya. Jika ini tetap terjadi, maka jangan
heran, peristiwa OTT akan terjadi
kembali di Bumi Raflesia. Beberapa
tahapan yang dilakukan parpol dalam menyaring bakal calon.
1.
Pendaftaran
(pengambilan Formulir)
2.
Seleksi
admnistrasi (kelengkapan berkas)
3.
Penyampaian
Visi dan Misi kandidat
4.
Pengajuan
Calon ke DPD/DPW
5.
Pengajuan
Calon ke DPP
6.
Rekomendasi
pasangan calon
Pasangan calon walikota dan wakil walikota harus diusung partai politik
atau koalisi partai politik dengan jumlah kursi 20% atau sebanyak 7 kursi.
Salah satu bentuk dukungan tersebut, berupa rekomendasi dari pengurus pusat
partai yang bersangkutan yang memiliki legalitas dari kemenkumham. Jika melihat persyaratan diatas, maka tidak
ada satu partai politik yang mampu mengusung pasangan calon secara mandiri.
Artinya harus melakukan koalisi dengan partai lain, termasuk calon incumbent. Jumlah perolehan kursi DPRD Kota Bengkulu.
Jumlah kursi di DPRD kota Bengkulu sebanyak 35 Kursi. Partai Nasional
Demokrat meraih suara terbanyak, sehingga mereka mendapat jatah ketua DPRD.
Disusul dengan partai Gerindra dan PAN. adapun rinciannya sebagai berikut:
1.
NASDEM : 5 KURSI
2.
GERINDRA : 5 KURSI
3.
PAN : 4 KURSI
4.
PKS : 4 KURSI
5.
DEMOKRAT : 3 KURSI
6.
GOLKAR : 3 KURSI
7.
HANURA : 3 KURSI
8.
PPP : 3 KURSI
9.
PKB : 2 KURSI
10.
PKPI : 1 KURSI
11.
PDIP : 1 KURSI
12.
PBB : 1 KURSI
Jumlah : 35 KURSI
Dari jumlah 35
kursi tersebut, mengacu pada persyaratan pencalonan melalui koalisi partai,
maka paling tidak 20% atau 7 kursi. Selain melalui jalur independen.
BEBERAPA SIMULASI
KOALISI PARTAI POLITIK
1.
PKS-GERINDRA=
7 KURSI
2.
PKS-GERINDRA-PKPI=8
KURSI
3.
PKS-GERINDRA-PKB=9
KURSI
Koalisi ini kemungkinan akan
mengusung pasangan Dr Dani Hamdani-Yudi Darmawansyah
Koalisi ini merupakan koalisi tersolid pasca pemilu legislatif dan pemilu
Presiden tahun 2014. Sehingga kemungkinan besar, koalisi ini akan dilakukan
juga di kota Bengkulu. Koalisi ini, sebelumnya juga sudah memenangkan beberapa
PILKADA, seperti pilkada Gubernur Sumatera Barat, Pilkada Walikota Bandung,
Pilkada Gubernur Jawa Barat, dan beberapa pilkada didaerah lainnya. Sehingga di
prediksi Koalisi ini juga memiliki kans yang besar untuk walikota Bengkulu.
Kans yang besar ini, juga ditentukan dengan sosok calon yang diusung. Dalam
beberapa bulan terakhir, beberapa tokoh banyak menarik perhatian masyarakat,
diantaranya adalah Dr. Dani Hamdani. Tokoh ini sudah sangat familiar di kota
Bengkulu. Beliau merupakan seorang birokrat bersih yang juga tokoh Pendidikan
yang dikenal di kota Bengkulu, selain juga sebagai Ustadz yang sudah 2 periode
menjabat Sekretaris Umum Majelis Ulama Provinsi Bengkulu. Beberapa waktu yang
lalu, beliau di gerebek Komunitas Kawan Dani, untuk dicalonkan menjadi bakal
calon walikota periode 2018-2023. Dari beberapa hasil survei sosok ini, berada
dalam posisi 3 besar. Peluang yang besar
ini, akan menjadi kenyataan jika didampingi oleh sosok politikus dari Gerindra.
Anggota DPRD gerindra yang memiliki peluang besar adalah Yudi Darmawansyah.
Jika pasangan ini (Dani-Yudi), positif diusung, kemungkinan memiliki peluang
yang besar untuk menggantikan Helmi-Linda.
4.
PAN-HANURA=7
KURSI
5.
PAN-PPP=7
KURSI
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Helmi-Mardiyanti
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Helmi-Benny Suharto
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Helmi-Noviawan
Sebagai seorang incumbent, tentunya memiliki segala-galanya. Sehingga
memiliki peluang yang besar untuk dilantik kembali. Walaupun di beberapa
kesempatan sang Incumbent (Helmi Hasan),secara diplomatis menyampaikan, akan
menunggu suara langit. Sebagaimana sebelumnya
pada saat pemilihan ketua DPW PAN. Peluang pencalonan incumbent ini sangat
besar, walaupun disisi lain, ada kemungkinan akan dihadang dengan pengusutan
kembali kasus bansos kota, samisake. Sebagaimana di ketahui, dalam bansos kota
beberapa waktu yang lalu, banyak memakan korban. Beliau sempat menjadi
tersangka, walaupun akhirnya menang pada pra peradilan.
Kebiasaan para incumbent, biasanya memilih posisi wakil hanya sebagai
pelengkap saja, sehingga kebanyakan incumbent, akan memilih sosok yang bukan
tipe petarung, dan cendrung mudah diatur. Hal ini bisa kita lihat, pada saat
Agusrin menyalonkan diri pada periode kedua, memilih Junaidi yang tidak
memiliki latar belakang politik.
Walaupun diakhir, sang wakil naik menjadi Gubernur. Kemudian juga bisa dilihat, bagaimana pada penentuan wakil
gubernur selanjutnya, yang terpilih adalah adik gubernur sebelumnya.
6.
GOLKAR-PKB-PPP=8
KURSI
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Linda-Suimi Fales
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Linda-Maras Usman
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Linda-Noviawan
Pada pilwako periode ini, merupakan yang terberat bagi Golkar, pasca OTT
Gubernur Bengkulu beserta isteri dan Kontraktor yang nota bene adalah pengurus
Golkar Provinsi. Siapapun Pasangan yang diusung, pada saat kampanye, diprediksi
akan mendapatkan dampak dari OTT yang akan dijadikan isu-isu sentral, apalagi
jika pasangan tersebut merupakan sosok yang memiliki modal yang besar. Salah
satu cara, Golkar menepis kemungkinan dampak isu dari OTT adalah mengusung
calon ynag dikenal bersih. Namun demikian peluang mengusung kader sendiri tetap
ada. Linda yang nota bene adalah ketua Golkar Kota Bengkulu, yang sekaligus sebagai
seorang incumbent wakil walikota, juga memiliki kans yang besar untuk
menggantikan Helmi Hasan. Tentunya selama menjadi wakil walikota, beliau
memiliki info-info kelemahan walikota (Helmi Hasan). Sehingga kelemahan
tersebut, bisa dijadikan isu dalam kampanye pilwako. Di beberapa daerah,
seringkali yang memenangkan pilkada adalah pasangan yang sebelumnya incumbent
diposisi wakil.
7.
NASDEM-PKPI-PDIP=7
KURSI
8.
NASDEM-PDIP-PBB=7
KURSI
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Erna-Mirza
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Erna-Andi Roslinsyah
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Erna-XXXXX
Erna Sari Dewi sebagai seorang ketua DPRD Kota Bengkulu, jauh-jauh hari
sudah melakukan sosialisasi melalui media. Baik berupa spanduk, media sosial,
kegiatan sosial dan lain-lain. Kans Erna, tetap ada untuk memenangkan
pertarungan. Walaupun beliau merupakan orang baru, yang langsung menduduki
posisi ketua DPRD. Selain peluang,
kemungkinan beliau akan di black campagne. Salah satunya adalah tentang surat
yang berkaitan dengan keterlibatan
mantan sekda yang menjadi ketua panitia lelang, yang nota bene kader
Nasdem. Terkait dengan pasangan wakil,
belum dapat di prediksi. Namun demikian, dengan kondisi ini, akan membuka
peluang dari Mirza yang merupakan ketua DPC PDIP sekaligus anak dari anggota
DPR RI dari PDIP untuk merapat menjadi wakil. Lobi-lobi pusat menentukan
terjadinya pasangan ini. Palagi jika Mirza mampu meyakinkan PKPI yang memiliki
1 kursi. Jika ini gagal, maka peluang Erna dan Mirza menjadi kecil. Andi Roslinsyah, Pejabat Non job, yang
bebrapa waktu yang lalu gencar kampanye via media spanduk, juga memiliki
peluang berpasangan dengan Erna, jika mampu meyakinkan partai PDIP dan
PBB. Jika ini gagal, maka peluang
pasangan ini menjadi kecil.
9.
DEMOKRAT
Partai Demokrat, sebagaimana di pusat, biasanya melakukan wait and see. Pasca
SBY pensiun menjadi Presiden, partai Demokrat saat ini cendrung pasif. Ini bisa dilihat pada saat pasca pemilu
legislatif dan pemilu presiden. Namun demikian bisa jadi menjadi penentu
karena, tidak ada satu partaipun yang mampu mengusung calon sendiri.
10.
DEMOKRAT-XXX
11.
DEMOKRAT-PKS
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Edison Simbolon-XXX
Koalisi ini kemungkinan akan mengusung
pasangan Dr Dani Hamdani-Sawaludin Simbolon
Dari beberapa hasil survei secara sederhana, sebagian masyarakat kota
Bengkulu, ada yang menginginkan sosok Walikota Baru, artinya mereka tidak
menghendaki lagi incumbent. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang tetap agar
walikota sekarang melanjutkan jabatannya. Tentunya ini kembali kepada
masyarakat yang memiliki hak suara pada pilwako mendatang. Semoga Kota Bengkulu
menjadi lebih baik. Mau Bengkulu yang biasa-biasa saja seperti sekarang, atau
mau Bengkulu yang lebih Baik....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar